Dibandingkan dengan internet melalui jaringan terestrial seperti (kabel, fiber optik maupun selular), penggunaan internet satelit memang belum begitu umum di masyarakat.
Mungkin ini menjadi salah satu sebab mengapa belum banyak orang yang mengetahui berbagai informasi mengenai internet satelit. Selain itu, muncul juga berbagai anggapan mengenai internet satelit yang belum pasti kebenarannya.
Nah, untuk mencegah mispersepsi mengenai internet satelit, mari kita kupas lebih lanjut mitos-mitos mengenai internet satelit di bawah ini!
Internet satelit cenderung lambat
Memang, waktu pertama kali diluncurkan, internet satelit memiliki kecepatan yang sangat rendah. Bahkan kecepatan download tertinggi pada masa itu hanya mencapai 1.5 Mbps – lebih cepat dari layanan dial-up, tetapi tetap tergolong rendah.
Namun, internet satelit terus berkembang dari tahun ke tahun. Sekarang dengan teknologi terbaru dari internet satelit seperti penggunaan satelit broadband HTS (high throughput satellite) atau VHTS (very high throuhput satellite) dan penggunaan orbit satelit yang lebih rendah–seperti jaringan satelit Starlink, internet satelit memiliki kecepatan yang tak kalah dengan internet melalui kabel atau fiber optik.
Internet satelit akan terhambat ketika terjadi hujan
Banyak yang menganggap internet satelit tidak akan tahan dengan cuaca buruk. Perlu diketahui, cuaca buruk yang bisa menghambat internet satelit adalah cuaca yang benar-benar buruk seperti petir atau badai besar, inipun juga ditentukan dengan cuaca yang terjadi di lokasi stasiun pengendali bumi dan terminal pengguna.
Gangguan jaringannya pun juga tidak akan berlangsung lama. Teknologi terbaru pada perangkat internet satelit memungkinkan perangkat untuk menyesuaikan kecepatan (menurunkan kecepatan) pada saat cuaca buruk dan kembali normal disaat cuaca kembali cerah.
Latensi menjadi kekurangan yang mengkhawatirkan
Latensi adalah jeda waktu antara pengantaran paket data dari pengirim ke penerima. Semakin tinggi latensi ini, maka kemungkinan kegagalan akses akan semakin besar.
Latensi memang menjadi salah satu kelemahan internet satelit, karena letak satelit yang berada di angkasa jauh di atas permukaan bumi–mulai dari 500km (satelit LEO) hingga 36.000 km (satelit GEO).
Namun, latensi ini tidak perlu dikhawatirkan karena tidak akan terlalu mengganggu aktivitas Anda. Terutama jika Anda hanya browsing, mengirim e-mail, atau gambar.
Bahkan beberapa jaringan satelit dengan orbit rendah (LEO) menawarkan latensi yang lebih baik dan bersaing dengan latensi jaringan terestrial.
Perangkat internet satelit terlalu rumit
Saat ini perangkat internet satelit dibuat menjadi lebih kompak dan sederhana. Parabola VSAT atau antena yang berukuran besar saat ini sudah digantikan dengan antenna yang lebih kecil dengan diameter 1m atau kurang.
Modem satelit yang digunakan juga berukuran lebih kecil namun mampu menyalurkan bandwidth yang lebih besar.
Untuk instalasi perangkat, saat ini memang masih membutuhkan teknisi yang berpengalaman. Namun kedepannya instalasi internet satelit dapat dilakukan sendiri dan lebih mudah.
Untuk menikmati layanan internet satelit, saat ini Anda hanya membutuhkan antenna VSAT yang tidak terlalu besar, kabel antenna serta modem satelit dan wifi router.
Harga internet satelit terlalu mahal
Harga perangkat internet satelit memang masih lebih mahal dibandingkan dengan perangkat internet lewat jaringan terestrial, karena selain teknologi yang digunakan berbeda, produksinyapun masih belum semasif perangkat terestrial seperti smartphone atau modem fiber/DSL.
Namun, untuk pembelian kuota data, sekarang sudah ada provider internet satelit seperti UBIQU yang menyediakan paket internet dengan harga yang terjangkau.
Terlebih lagi, harga internet satelit ini sepadan dengan kelebihannya: dapat memberikan akses internet hingga daerah terpencil atau daerah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal) yang belum dapat dilayani oleh jaringan terestrial.
Jadi, kini Anda sudah tahu fakta sebenarnya tentang internet satelit, bukan? Semoga informasi ini bermanfaat!
Baca lebih lanjut mengenai apa itu satelit dan sejarah satelit Indonesia.