Sejarah Satelit Indonesia
Sejarah satelit di Indonesia tidak terlepas dari dimulainya peluncuran satelit Palapa A1 dari Kennedy Space Center, Tanjung Canaveral, Amerika Serikat, pada 9 Juli 1976.
Pada masa tersebut, Indonesia adalah negara pertama di Asia dan negara ketiga di dunia yang mengoperasikan Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) menggunakan Satelit GEO setelah Amerika Serikat dan Kanada.
Nama PALAPA diberikan Presiden Soeharto untuk satelit tersebut, mengacu pada sumpah Patih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit pada tahun 1334, yang menyatakan tidak akan pensiun dini sebelum nusantara bersatu di bawah panji-panji Kerajaan Majapahit.
Palapa A1 menjadi SKSD pertama di Indonesia yang memberikan layanan telepon dan faksimili antar kota di Indonesia. Lalu, SKSD juga berkembang menjadi infrastruktur utama pendistribusian program televisi nasional. Palapa A1 menjadi tonggak sejarah satelit di Indonesia yang kemudian diikuti dengan satelit-satelit berikutnya.
Setelah satelit Palapa hadir dengan beberapa generasinya, Indonesia terus meluncurkan beberapa satelit lainnya seperti Telkom, Cakrawarta, Indostar, Garuda dan PSN. Di Indonesia sendiri setidaknya saat ini tercatat ada 4 operator satelit nasional yang memiliki dan mengelola satelitnya sendiri, antara lain: TELKOM, PSN, MNC dan BRI.
Berikut ini adalah daftar satelit komersial yang pernah dan dimiliki Indonesia:
No. | Nama Satelit | Tanggal Peluncuran | Status | Slot Orbit |
---|---|---|---|---|
1. | Palapa A1 | 9 Jul 1976 | Deorbit 1983 | 77 BT |
2. | Palapa A2 | 11 Mar 1977 | Deorbit 1987 | 83 BT |
3. | Palapa B1 | 16 Jun 1983 | Deorbit 1990 | 108 BT |
4. | Palapa B2 | 26 Feb 1984 | Gagal | – |
5. | Palapa B2P | 21 Mar 1987 | Deorbit 1996 | 113 BT |
6. | Palapa B2R | 14 April 1990 | Deorbit 2000 | 108 BT |
7. | Palapa B4 | 14 Mei 1992 | Deorbit 2005 | 118 BT |
8. | Palapa C1 | 31 Jan 1996 | Deorbit 1999 | 113 BT |
9. | Palapa C2 | 15 Mei 1996 | Deorbit 2011 | 113 BT |
10. | Cakrawarta-1 | 12 Nov 1997 | Non Operasional | 107.7 BT |
11. | Telkom-1 | 12 Agu 1999 | Deorbit 2017 | 108 BT |
12. | Garuda-1 | 12 Feb 2000 | Deorbit 2015 | 123 BT |
13. | Garuda-2 | Batal | ||
14. | M2A | Batal | ||
15. | Telkom-2 | 16 Nov 2005 | Deorbit 2021 | 118 BT |
16. | Indostar-2 | 16 Mei 2009 | Operasi | 108.2 BT |
17. | Palapa D | 31 Agu 2009 | Deorbit 2020 | 113 BT |
18. | Telkom-3 | 6 Agu 2012 | Gagal | 118 BT |
19. | Telkom-3S | 14 Feb 2017 | Operasi | 118 BT |
20. | BRIsat | 19 Jun 2016 | Operasi | 150.5 BT |
21. | Telkom-4/Merah Putih | 7 Agu 2018 | Operasi | 108 BT |
22. | Nusantara 1 | 22 Feb 2019 | Operasi | 146 BT |
22. | Nusantara 2 | 9 Apr 2020 | Gagal | 113 BT |
23. | Nusantara 3/SATRIA-1 | 19 Jun 2023 | Operasi | 146 BT |
24. | Merah Putih 2 | 21 Feb 2024 | Operasi | 113 BT |
Palapa-A
Satelit pertama Indonesia ini memiliki spesifikasi yang mirip dengan satelit domestik yang digunakan Kanada dan Amerika Serikat karena dibuat oleh perusahaan yang sama Hughes Aircraft Company dengan model HS-333.
Palapa A memiliki 12 transponder dengan kapasitas setara 6.000 sirkut suara atau 12 saluran televisi warna, memiliki masa aktif hingga 7 tahun dengan tinggi satelit 3.41 meter, diameter 1.9 meter dan berat saat peluncuran sebesar 574 kg.
Area coverage satelit Palapa meliputi Indonesia dan Asia Tenggara — Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina. Dikendalikan dan dioperasikan oleh PERUMTEL (sekarang TELKOM). Transponder dialokasikan untuk sistem komunikasi yang digunakan oleh PERUMTEL, siaran TVRI dan juga Kementrian Pertahanan dan Keamanan. Negara ASEAN juga memanfaatkan transponder satelit Palapa A yaitu Filipina, Thailand dan Malaysia.
Palapa-B
Palapa B adalah penerus dari satelit Palapa A, generasi kedua satelit Indonesia yang dibuat oleh perusahaan Hughes Space and Communication Company dengan model HS-376.
Palapa B mempunyai kapasitas yang 2 kali lebih besar dari generasi sebelumnya, memiliki 24 transponder dengan daya listrik 4 kali lipat. Satelit ini memiliki diameter 2.16 meter, tinggi 6.96 meter dan berat sebesar 691.73 kg pada saat peluncuran.
Khusus Palapa-B2, mengalami keagalan pada saat penempatan orbit. Satelit ini kemudian diambil dan diperbaiki oleh Hughes dan diluncurkan kembali dengan nama Palapa B2R. Satelit Palapa B ini juga dikendalikan dan dioperasikan oleh PERUMTEL.
Palapa-C
Satelit ini dibuat oleh perusahaan yang sama dengan 2 generasi satelit sebelumnya, Hughes Space and Communication Company dengan platform HS-601 yang berbeda dengan bentuk satelit sebelumnya.
Palapa-C memiliki 30 transponder C-band dan 4 transponder Ku-band. Dengan area coverage meliputi Indonesia, Asia Tenggara, sebagaian China, India dan Jepang hingga Australia.Berbeda dengan Palapa A dan Palapa B yang dioperasikan oleh PERUMTEL, Palapa C dioperasikan oleh SATELINDO (sekarang INDOSAT)
Untuk Palapa-C1 terjadi gangguan pada sistem pengisian dayanya sehingga satelit tidak memiliki tenaga cadangan pada saat musim gerhana (yang terjadi selama 2 kali dalam setahun). Palapa-C2 diluncurkan untuk menggantikan satelit Palapa-C1.
Palapa-D
Palapa-D merupakan satelit pengganti Palapa-C yang ditempatkan di slot orbit 113 BT. Satelit ini dibangun oleh Thales Alenia Space dari Perancis menggunakan platform SpaceBus 4000-B3 yang cukup efesien dan bertenaga.
Palapa-D membawa 35 transponder C-band dan 5 transponder Ku-band dengan coverage area hingga benua Asia, Asean dan seluruh Indonesia, dengan umur satelit hingga 15 tahun. Palapa D memasuki masa
Cakrawarta/Indostar
Cakrawarta adalah satelit milik perusahaan PT. Media Citra Indostar (MCI), anak perusahaan MNC Group yang digunakan untuk penyiaran Direct to Home (DTH) Indovision. Satelit Cakrawarta-1/Indostar-1 dikembangkan oleh Orbital Science Corporation yang merupakan basis dari platform STAR Bus pertama dengan desain masa pakai hingga 14 tahun.
Satelit ini merupakan satelit penyiaran DTH pertama di Asia, yang diluncurkan menggunakan roket Ariane dari Kourou, Guyana Prancis, sekaligus menjadi satelit komersial pertama di dunia yang menggunakan frekuensi S-band. Fruekensi S-band ini cocok digunakan di Indonesia yang beriklim tropis dan lebih tahan cuaca daripada fruekensi C-band dan Ku-band.
Pada April 1998, terjadi masalah teknis di satelit Cakrawarta-1 berupa anomali pada regulator daya listrik yang berdampak 2 dari 5 transponder satelit tidak bisa digunakan pada saat memasuki gerhana.
Satelit Indostar-2 digunakan untuk menggantikan satelit Cakrawarta-1/Indostar-1 yang telah habis masa pakainya. Indostar-2 semula bernama Protostar-2 yang kemudian berganti nama setelah MCI membelinya dari Protostar, Ltd. Indostar-2 menggunakan platform 3 aksis BSS-601HP milik Boeing Satellite System dengan kapasitas hingga 10 transponder S-band dengan coverage seluruh Indonesia.
Garuda
Satelit Garuda-1 merupakan satelit pertama yang digunakan untuk pasar komunikasi telepon bergerak di Asia. Satelit ini dimiliki oleh Asia Cellular Satellite (ACeS yang merupakan gabungan dari Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Lockheed Martin Global Telecommunications (LMGT), Philippines Long Distance Telephone Company (PLDT) dan Jasmine International Overseas Company Ltd.
Menggunakan platform A2100AXX dari Lockheed Martin Commercial Space Systems (LMCSS), Garuda-1 merupakan salah satu satelit telekomunikasi paling kuat yang pernah dilucurkan, Beroperasi pada frekuensi L-band via 140 spotbeam yang melingkupi seluruh Asia, menawarkan layanan telepon bergerak berbasis satelit.
Garuda-2 semula dimaksudkan sebagai back-up untuk satelit Garuda-1, kemudian diproyeksikan untuk memperluas coverage ke Asia Tengah, Asia Barat, Timur Tengah, Eropa dan Afrika Utara, namun akhirnya proyek ini kemudian dibatalkan dan tidak diteruskan.
M2A (Multi Media Asia)
PT. Pasifik Satelit Nusantara (PSN) sebagai perusahaan satelit swasta pertama di Indonesia melakukan penandatanganan kontrak dengan Space Sytem/Loral (SS/L) untuk pengadaan sistem satelit M2A menggunakan bus/platform SSL-1300S dengan kemampuan daya listrik 10.4 kilowatt dan masa pakai hingga 12 tahun. Desain antennanya mampu meberikan jangkauan multi-beam untuk wilayah Asia Pasifik, termasuk Australia, India, China, Indochina, Korea, Jepang dan negara Asean.
Dengan estimasi berat sekitar 1960 kg, kapasitas satelit M2A ekuivalen dengan 84 transponder C-band dengan 200.000 sirkuit simultan, sehingga pada saat itu desain satelit ini merupakan satelit C-band paling kuat dan mumpuni. Satelit ini rencananya akan digunakan untuk sistem telepon, akses data, faksimili, internet dan layanan multimedia.
Sayangnya pada tahun 1997 – 1998 terjadi krisis moneter yang menghantam Indonesia, sehingga berimbas pada proyek satelit ini yang akhirnya dibatalkan untuk selamanya.
Telkom 1 – 3S
Karena brand name Palapa telah diambil alih oleh SATELINDO dan lifetime satelit Palapa-B2R akan berakhir, PT. Telkom menunjuk Lockhead Martin Commercial Space Systems (LMCSS) untuk mebangun satelit pengganti Palapa-B2R dengan nama Telkom-1 menggunakan platform A2100A.
Telkom-1 memiliki 24 transponder C-band dan 12 transponder extended C-band yang digunakan untuk aplikasi telekomunikasi, termasuk trafik digital kecepatan tinggi untuk VSAT. Memiliki coverage yang luas dengan jangkauan seluruh Indonesia, sebagian Asia Tenggara dan Australia Utara.
Meskipun diperkirakan masih dapat beroperasi hingga 2020, pada Agustus 2017 lalu satelit Telkom-1 mengalami anomali dan kegagalan sistem yang berimbas pada terganggunya siaran televisi, ribuan koneksi ATM Bank dan VSAT di seluruh Indonesia. Rencanaya satelit Telkom-4/Merah Putih akan diluncurkan pada 2018 untuk menggantikan satelit Telkom-1 ini.
Telkom-2 dibuat oleh Orbital Sciences dengan platform Star-2 dan diluncurkan dengan roket Ariane-5 pada November 2005 merupakan satelit pengganti untuk Palapa-B4. Memiliki kapasitas 24 transponder C-band dengan rancangan masa aktif hingga 15 tahun. Satelit Telkom-2 sendiri telah berhasil de-orbit pada 13 Juni 2021 setelah usai masa baktinya.
Telkom-3 adalah satelit Telkom yang gagal mencapai orbitnya, satelit ini dibuat oleh JSC Information Satellite System Academician M.F. Reshetnev dengan platform Ekspress-1000N, dengan 32 transponder C-band dan 10 transponder Ku-band dan rancangan masa aktif hingga 15 tahun.
Telkom-3S merupakan satelit pengganti Telkom-3 yang dibuat oleh Thales Alenia Space menggunakan platform generasi baru Spacebus-400B2 dengan 24 transponder C-band, 8 transponder extended C-band dan 10 transponder Ku-band. Satelit ini memiliki coverage Indonesia dan Asia Tenggara, diluncurkan pada 2017 lalu dengan menggunakan roket Arianespace.
BRISat
BRISat merupakan satelit milik Bank Rakyat Indonesia (BRI), dibuat oleh SSL dengan menggunakan platform SSL 1300. Memiliki kapasitas 36 transponder C-band dan 9 transponder Ku-band, berhasil diluncurkan pada 19 Juni 2016 menggunakan Ariane V dari Guyana Perancis. BRI menjadi bank pertama di dunia yang memiliki dan mengoperasikan satelitnya sendiri untuk mendukung usaha perbankannya.
Satelit Merah Putih
Space System Loral (SSL) dipilih Telkom untuk membuat Telkom-4/Satelit Merah Putih yang diproyeksikan sebagai pengganti satelit Telkom-1, menggunakan platform SSL-1300 dengan kapasitas besar 60 transponder C-band dan masa aktif hingga 15 tahun.
Satelit Merah Putih berhasil di luncurkan pada tanggal 7 Agustus 2018 dari Cape Canaveral, Florida menggunakan roket Space-X, dan menjadikan satelit ini sebagai satelit dengan kapasitas terbesar yang dimiliki oleh Telkom.
Nusantara Satu (PSN VI)
PSN-VI atau Nusantara Satu adalah satelit milik PT. Pasifik Satelit Nusantara (PSN) yang beroperasi di slot orbit 146 BT, dibangun oleh SSL dan diluncurkan pada 22 February 2019 menggunakan Falcon-9 milik Space-X.
Nusantara Satu adalah satelit broadband internet pertama Indonesia dengan teknologi High Throughput Satellite (HTS), memiliki bandwidth yang besar dengan jumlah transponder 26 C-band, 12 Ext C-band dan 8 Ku-band spot beams, dengan total bandwidth hingga 15 Gbps, menjadikannya sebagai satelit dengan kapasitas terbesar di Indonesia untuk saat ini.
Nusantara Dua
Satelit Nusantara Dua adalah satelit yang direncanakan untuk menggantikan satelit Palapa-D di slot orbit 113 Bujur Timur, untuk memfasilitasi layanan broadband dan broadcast (penyiaran) di tanah air.
Satelit ini merupakan joint venture antara Pasifik Satelit Nusantara (PSN) berkolaborasi dengan Indosat Ooredoo, melalui perusahaan PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS). Satelit Nusantara Dua sendiri dibuat oleh China Great Wall Industry Corporation. Satelit ini memiliki bobot 5.550 kilogram dengan transponder FSS C-band 20×36 MHz, dan High Throughput Satellite (HTS) 9,5 Gbps.
Sayangnya saat proses peluncuran 9 April 2020 terjadi anomali pada stage ke-3 dari roket peluncur yang mengakibatkan satelit gagal mencapai orbit.
SATRIA (Nusantara Tiga)
Pada April 2019 Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) mengumumkan konsorsium PSN memenangkan tender pengadaan Satelit SATRIA.
Satelit Satria atau Satelit Republik Indonesia (SATRIA) adalah Satelit Multifungsi (SMF) yang dirancang khusus untuk koneksi internet dengan kapasitas bandwidth hingga 150 Gbps. Satelit ini dibuat oleh perusahaan Perancis, Thales Alenia Space dan rencana akan diluncurkan pada tahun 2023 menggunakan roket SpaceX.
Satelit LAPAN dan INSPIRE
Selain satelit-satelit komersial tersebut, Indonesia melalui Program Satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) juga telah membuat dan meluncurkan beberapa satelit antara lain:
- INASAT-1 (Indonesia Nano Satelit-1), satelit nano yang beratnya sekitar 10 – 15 kg dan menggunakan frekuensi VHF/UHF. INASAT-1 adalah satelit karya anak bangsa pertama yang dirancang bersama oleh PT. Dirgantara Indonesia dan LAPAN pada tahun 2006, dengan kemampuan orbit hingga 6 – 12 bulan.
- LAPAN-A1/LAPAN-TUBSAT, satelit mikro yang dibuat pada tahun 2007 dengan berat sekitar 57 kg dan digunakan untuk penginderaan situasi bumi seperti kebakaran hutan, gunung berapi, banjir dan lain-lain.
- LAPAN-A2/LAPAN ORARI, mulai dibangun pada tahun 2008, didesain guna mendukung penanganan bumi, monitoring lalu-lintas kapal laut dan komunikasi radio amatir. Satelit ini dilepas oleh Presiden RI Joko Widodo pada tanggal 3 September 2015 untuk dikirim ke India dan diluncurkan dari sana.
- LAPAN-A3/LAPAN IPB, diluncurkan pada 31 Mei 2016 yang digunakan untuk memantau lahan pertanian dan pemantauan maritim.
Selain LAPAN juga terdapat konsorsium INSPIRE (Indonesia Nano Satellite Program for Research and Education) yang mengembangkan proyek satelit nano Indonesian Inter University Satellite – 1 (IiNUSAT-1) dan berhasil diluncurkan pada tahun 2012.
Referensi
Satelit untuk anak bangsa – ASSI
https://id.wikipedia.org/wiki/Satelit
[…] Hingga saat ini, Indonesia sudah meluncurkan banyak satelit, dan yang terbaru diluncurkan adalah Satelit Nusantara Satu, sebagai satelit broadband pertama milik Indonesia. Sejarah satelit Indonesia dari awal hingga saat ini dapat di lihat juga pada artikel Sejarah Satelit Indonesia. […]
[…] Baca lebih lanjut mengenai apa itu satelit dan sejarah satelit Indonesia. […]
[…] Hingga saat ini, Indonesia sudah meluncurkan banyak satelit, dan yang terbaru diluncurkan adalah Satelit Nusantara Satu, sebagai satelit broadband pertama milik Indonesia. Sejarah satelit Indonesia dari awal hingga saat ini dapat di lihat juga pada artikel Sejarah Satelit Indonesia. […]